TENSIMETER DAN STETOSKOP
TENSIMETER
A. Pengertian Tensimeter
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter
adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah digunakan
sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter.
Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai
pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi
lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi
perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih
digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak
meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air
raksa ini. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang
dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan,
yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.
B. Jenis-Jenis Tensimeter
Tensimeter memeliki 2 jenis, yaitu :
- Tensimeter air raksa
- Tensimeter digital
- Tensimeter Air Raksa
Tensimeter
air raksa merupakan tensimer yang menggunakan air raksa sebagai
penunjuk tekanan darah yang telah diukur, Merupakan tensimeter
konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi karena
bahaya dari air raksa, jika sampai alat pecah dan air raksanya terkena
kulit atau pernapasan.
Komponen penyusun Tensimeter
Pada
tensimeter atau spygnomanometer yaitu merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur tensi (tekanan darah), menggunakan air raksa untuk
mengukur tensi, dalam skala mmHg.
Komponen dari spygmanometer itu sendiri adalah :
Dasar :
Tabung Skala
Tabung air Raksa
Pengunci
Pelengkap :
Manset dan selang
Balon dan valve
Seal atas-bawah
Fungsi-Fungsinya :
- Pompa (Pump) : Pompa menggembungkan manset untuk menghentikan aliran darah dalam arteri anda untuk beberapa detik.
- Dial : Dial nomor atau kolom merkuri dapat digunakan untuk merekam tekanan darah yang terbaca.
- Manset (cuuf) : Manset yang digunakan untuk membungkus lengan atas.
- Valve (Katup) : Katup yang memungkinkan udara keluar dari manset, yang memungkinkan aliran darah untuk kembali seperti semula.
Sphygmomanometer
biasanya disebut "alat pengukur tekanan darah." Ada beberapa jenis
manset tekanan darah digunakan. Beberapa dibuat untuk menempel pada
dinding (di samping tempat tidur pasien rumah sakit, misalnya), tetapi
kebanyakan portabel atau stand (berdiri). Semua alat pengukur tekanan
darah pada dasarnya bekerja dengan cara yang sama dan memiliki
bagian-bagian yang sama, sebuah handbulb dengan pelepasan katup, sebuah
tabung yang menghubungkan handbulb ke manset/bladder, dan mengukur (baik
merkuri atau aneroid) untuk mengukur tekanan. Ada juga yang menggunakan
air raksa atau mercury pada range untuk melihat hasil pengukuran
tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah selalu wajib dilakukan, atau
pertama kali dilakukan sebelum tindakan medis yang lain dilakukan.
Tekanan darah merujuk pada gaya (tekanan) dengan menekan darah terhadap dinding pembuluh darah. Semua
pembuluh darah - besar atau kecil, arteri atau vena - memiliki tekanan
darah. Namun, istilah tekanan darah biasanya mengacu pada tekanan darah
arteri besar. Tidak seperti tanda-tanda vital lain dibahas sebelumnya,
diperlukan dua angka - tekanan sistolik dan tekanan diastolik - untuk
menggambarkan tanda-tanda vital ini. Tekanan
darah biasanya diukur dalam satuan milimeter merkuri (mm Hg).
"Millimeter mercury" adalah satuan standar untuk mengukur tekanan. Ini
merujuk pada seberapa tinggi gaya (tekanan) akan menyebabkan kolom air
raksa (simbol kimia Hg) meningkat dalam tabung. Semakin besar tekanan,
semakin merkuri dipaksa atas tabung.
Sistolik adalah waktu dimana arteri terbesar berada di bawah tekanan ketika jantung memompa darah ke dalamnya. Darah tambahan yang dipaksa masuk ke dalam arteri membuat mereka meregang. Diastolik adalah waktu dimana arteri paling tidak berada di bawah tekanan dari darah ketika jantung beristirahat (antara pompa atau mengalahkan) dan arteri telah kembali ke ukuran normal.
Sistolik adalah waktu dimana arteri terbesar berada di bawah tekanan ketika jantung memompa darah ke dalamnya. Darah tambahan yang dipaksa masuk ke dalam arteri membuat mereka meregang. Diastolik adalah waktu dimana arteri paling tidak berada di bawah tekanan dari darah ketika jantung beristirahat (antara pompa atau mengalahkan) dan arteri telah kembali ke ukuran normal.
Prinsip Fisika dari Tensimeter
Prinsip kerja
alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer.
Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom
(tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset
dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan
tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara
perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Prinsip U-Tube Manometer
Tekanan pada titik A sama besarnya dengan pada titik 1. Tekanan di titik 2 adalah tekanan di titik 1 ditambah dengan h1. Tekanan di titik 2 sama dengan tekanan di titik 3, yaitu h2. Berdasarkan persamaan besar tekanan di titik 2 dan titik 3, dapat dituliskan sebuah persamaan :
Fluida pada A dapat berupa liquid atau gas. Bila fluida pada A berupa gas, pada umumnya tekanan h1 dapat diabaikan, karena berat dari gas sangat kecil sehingga P2 hampir sama dengan PA. Oleh karena itu berlaku persamaan :
Dalam kasus alat pengukur tekanan darah, h2 adalah tinggi cairan merkuri pembacaan pada kaca tabung dan adalah berat spesifik dari merkuri.
Stetoskop
biasanya diletakkan diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku
dan ‘bebatan kain bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain
dipompa (diberi tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah
arteri di lengan jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain
dilepaskan perlahan-lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi
melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara
wussshhhh…(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk
‘mencatat’ penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan
darah systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar
kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat
dari displai manometer).
Ukuran tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan kondisi saat pengukuran normal, tidak setelah berolahraga):
*Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
*Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
*Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
Mempelajari tentang sirkulasi tekanan darah, tentu harus bertolak dari Hukum Poiseulle & Bernouli
karena dalam hukum tersebut ada hubungan antara tekanan, kekuatan
aliran & tahanan (Poiseuille) yg berlaku di dalam susunan pembuluh
darah. Pada prinsipnya, darah itu ngalir ke arah turunnya tekanan yg
berlaku di sepanjang pembuluh darah tersebut.. Sekitar tahun 1730, R. Stephen H. menggunakan pipa gelas panjang yg langsung dihubungin ke pembuluh arteri kuda dengan perantara trakea angsa. Apabila para
ahli bedah, mengukur pembuluh darah memakai kateter yg dipasang
langsung pada pembuluh darah, yang sebelumnya salah satu ujung
kateternya dihubungin ke transduser tekanan. Tapi karena cara yang
digunakan R. Stephen H dan para ahli bedah tersebut sangat tidak
praktis, maka diciptakanlah sphygmomanometer (tensi.red) yg terdiri dari
manometer air raksa, pressure cuff & stetoskop. Pressure cuff
dipasang pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan dengan tujuan
aliran darah dapat distop, kemudian akan terlihat air raksa dalam tabung
naik pada skala tertentu (S), kemudian saat pressure cuff dilepaskan
secara perlahan (D). Stetoskop diletakan di daerah volar persis di atas
arteri brakhialis, melalui stetoskop itu akan terdengar vibrasi
turbulensi darah yg disebut Bunyi Korotkoff. Bunyi hilang pertama
disebut Sistolik (S), sedangkan bunyi muncul pertama disebut Diastolik
(D). Dari situ kita bisa memprediksi tekanan darah seseorang (dengan
catatan systole dan diastole).
Cara pengukuran tekanan darah
Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
- Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
- Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
- Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
- Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
- Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
- Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat
ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita tekanan darah
tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan darah
(sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan tekanan
darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran tekanan darah secara
teratur.
Selain
alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada juga
sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan darah akan
tampil di layar setelah sphygmomanometer digital selesai mengukur
tekanan darah.
Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:
- sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).
- Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg ( ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang bocor.
- Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
- Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.
Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut:
- Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama
- tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)
- udara atau debu di air raksa
Alasan
yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam setiap
sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan tendon.
Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan mudah.
Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan tekanan.
Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di
tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air raksa.
Alasan
yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa adalah suatu logam
berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini menyebabkan
dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas/kaca. Akibatnya
gerakan raksa saat turun terhambat.
Alasan
yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini disebabkan oleh cara
penanganan yang tidak sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat
masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa
mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka
dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.
2. Tensimeter Digital
Tensimeter digital merupakan
tensimeter modern yang akurat dianjurkan untuk digunakan dirumah untuk
memantau tekanan darah. Berbeda dengan tensimeter raksa yang menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda menentukan tekanan
sistolik dan diastolik, tensimeter digitil menggunakan sensor sebagai
alat pendeteksinya. Tensimeter air raksa : Merupakan tensimeter
konvensiaonal yang diluar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi karena
bahaya dari air raksa, jika sampai alat pecah dan air raksanya terkena
kulit atau pernapasan.
- Tensimeter digital : Merupakan tensimeter modern yang akurat dianjurkan untuk digunakan dirumah untuk memantau tekanan darah. Berbeda dengan tensimeter raksa yang menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda menentukan tekanan sistolik dan diastolik, tensimeter digitil menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.
Tensimeter bebas air raksa
Mengingat
bahwa air raksa merupakan logam bera yang berbahaya, maka sekarang
sudah banyak beredar Sphygmomanometer yang tidak menggunakan raksa
contohnya UM-101 A & Medical Mercury-Free Sphygmomanometer.
Pertimbangan banyak dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A &
Medical Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:
- Akurat, konsisten inovatif design.
- Bebas Mercury /air raksa : aman untuk pasien, diri sendiri, staff dan lingkungan.
- Tidak ada perasaan cemas menggunakan sphygmomanometer.
Mercury-Free Sphygmomanometer mempunyai cara kerja yang sama dengan tensimeter air raksa.
Cara penggunaan Tensimeter digital :
Masukkan
manset ke lengan atas dan tekan tombol. Maka dalam 20 detik hasilnya
akan terpampang di layar LCD, besar sistolik, diastolic dan detak
jantung.
Ada
juga yang menggunakkan digital tensimeter, perbedaannya pada tampilan
tensimeter yang ada pada layar digital dan dijalankan secara otomatis
menggunakkan sensor. Kelemahannya menggunakkan battery dan keakuratan
tiap merk berbeda, harus dikomparasikan dengan unit standar untuk lebih
baiknya.
Sesuai
dengan kebutuhan, inovasi pada tensi digital, wrist tensimeter.
Pengukuran tekanan darah bukan hanya kebutuhan saat kita memeriksakan
diri ke dokter atau ke rumah sakit saja, tetapi pasien ataupun orang
lain bisa menggunakkannya untuk memonitor dirinya sendiri dalam berbagai
macam hal. Digunakan pada pergelangan tangan dengan setting otomatis
dan bisa melakukan tensi secara otomatis berkala, misal tiap 3 menit.
STETOSKOP
Pengertian Stetoskop
Stetoskop berasal
dari bahasa Yunani yaitu stéthos yang berarti dada dan skopé yang
berarti pemeriksaan. Stetoskop adalah sebuah alat medis akustik yang
berfungsi untuk auskultasi, atau mendengarkan suara-suara internal tubuh, seperti suara jantung, paru, dan usus.
Sejarah Stetoskop dan Cara Kerja Stetoskop
Sebelum stetoskop ditemukan, para dokter memeriksa dada kliennya
dengan cara menempelkan telinganya secara langsung ke dada klien. Cara
seperti ini tentu mengganggu klien. Selain itu, suara yang terdengar
juga kurang jelas karena hanya menggunakan salah satu telinga.
Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec, Stetoskop awalnya tercipta dari sebuah kesulitan, Rene Theophile Hyacinthe Laennec
marasa sulit mendeteksi detak jantung pasien tanpa alat bantu. Untuk
itu, ia menggulung kertas yang kemudian ditempelkan pada tubuh pasien
untuk memperbesar suara denyut nadi. Suatiu ketika , Rene teringat
pernyataan Leonardo da Vinci. Leonardo mengatakan bahwa
kayu dapat dijadikan media untuk memperbesar suara yang lirih. Dari
pernyataan itu, ia kemudian mencoba menggunakan kayu untuk memecahkan
kesulitan nya mendengar denyut nadi pasien. Melalui berbagai percobaan,
Pada tahun 1819, Rene berhasil menciptakan stetoskop pertama yang diberi
nama Baton, Bentuknya berupa pipa silinder berlubang yang terbuat dari
kayu dengan panjang 5,9 inchi atau 15 cm. Alat itu ditempelkan pada
tubuh pasien dan bagian ujungnya didengarkanpada telinga sang dokter.
Bentuk Baton kemudian berkembang menjadi gelas berbentuk pipa atau jam
pasir dengan panjang 15-22,5 cm. Berkat kemajuan teknologi, pada abad 19
stetoskop dikembangkan dengan bahan karet dan alumunium. Kemudian,
penemuan Rene disempurnakan oleh Nicholas P Cominspada tahun 1829, Ia
menciptakan stetoskop yang memungkinkan seseorang mendengar denyut nadi
dengan kedua telinga. Inilah stetoskop yang kita kenal bentuknya saaat
ini. Penemuan Rene dan Nicholas ini bisa dikatakan sebagai penemuan yang mengubah dunia. Sebab,
stetoskop ini menjadi semacam alat wajib untuk menganalisis penyakit
pasien. Waktu itu stetoskop terdiri dari tabung kayu. Tahun 1851,
Arthur Binaural Leared menciptakan stetoskop dari karet dan pada tahun
1852 George Cammann menyempurnakan desain stetoskop dan mulai
diproduksi untuk tujuan komersial.Rappaport dan Sprague merancang
stetoskop baru di tahun 1940-an, yang merupakan cikal bakal standar
ukuran stetoskop masa kini, terdiri dari dua sisi, salah satunya adalah
digunakan untuk sistem pernapasan, dan yang lainnya digunakan untuk
sistem kardiovaskular. Pada awal tahun 1960 Dr David Littmann, seorang
profesor Harvard Medical School, menciptakan stetoskop baru yang lebih
ringan dibandingkan model-model sebelumnya hingga akhir tahun 1970
ditemukan sistem diafragma yang meningkatkan hasil pendengaran.
Jenis Stetoskop
Ada beberapa jenis stetoskop, antara lain :
Stetoskop Akustik
Stetoskop
Akustik ini paling umum bagi kebanyakan orang, terdiri dari diafragma,
chestpiece, bel, pipa karet / plastik, earpiece. Di bagian chestpiece
ini terdiri dari dua sisi yang dapat ditempatkan pada klien untuk
mendengarkan suara, yaitu sebuah diafragma (bagian plastik bundar) dan
bel.
Bagian Stetoskop
Jika
diafragma atau bel diletakkan di klien, suara tubuh menggetarkan
diafragma, menciptakan gelombang tekanan akustik yang berjalan ke atas
pipa menuju telinga pendengar. Bel mentransmisikan suara frekuensi
rendah, sedangkan diafragma mentransmisikan suara dengan frekuensi yang
lebih tinggi.
Sungkup
terbuka (open bell) berfungsi untuk menyesuaikan/menyamakan impedansi
antara kulit dan udara. Bagian ini menghimpun suara dari daerah yang
berkontak. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka
berfungsi seperti diafragma. Kulit pasien memiliki frekuensi resonan
alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung. Frekuensi
resonan ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada
kulit. Semakin kencang kulit tertarik, semakin tinggi frekuensi resonan.
Semakin besar diameter sungkup, semakin rendah frekuensi resonan kulit.
Rentang suara yang diinginkan dapat diperluas dengan mengubah ukuran
sungkup dan mengubah-ubah tekanan sungkup terbuka terhadap kulit
(sehingga ketegangan pada kulit juga berbeda). Murmur jantung
berfrekuensi rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu
kencang ditekan ke kulit.
Sungkup
tertutup (closed bell) sebenarnya hanyalah sebuah sungkup yang memiliki
diafragma dengan frekuensi resonan tertentu, biasanya tinggi, dan
menghambat suara-suara berfrekuensi rendah. Frekuensi resonannya
dikendalikan oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur
frekuensi sungkup terbuka yang ditekankan ke kulit. Stetoskop sungkup
tertutup terutama digunakan untuk mendengarkan bunyi paru yang
frekuensinya lebih tinggi daripada bunyi jantung.
Apa
bentuk sungkup yang terbaik? Karena kita menghadapi suatu sistem yang
tertutup di salah sate ujung jauhnya oleh diafragma peka tekanan-gendang
telinga-sebaiknya digunakan sungkup yang volumenya sekecil mungkin.
Semakin kecil volume gas di dalam sungkup, semakin besar perubahan
tekanan yang ditimbulkan oleh gerakan diafragma di ujung lonceng yang
lain.
Volume
selang juga harus kecil, dan seyogianya suara yang hilang akibat
gesekan dengan dinding selang sedikit. Restriksi oleh volume yang kecil
menunjukkan selang pendek berdiameter kecil, sedangkan restriksi oleh
gesekan yang kecil menunjukkan selang berdiameter besar. Oleh karena
itu, apabila diameter selang terlalu kecil, banyak suara yang akan
hilang akibat gesekan. Apabila diameter terlalu besar, maka volume udara
yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Pada keduanya, efisiensi
berkurang. Di bawah sekitar 100 Hz, panjang selang tidak banyak
memengaruhi efisiensi, tetapi• di atas frekuensi ini, efisiensi
berkurang seiring dengan semakin panjangnya selang. Pada 200 Hz,
perubahan selang dari panjang 7,5 cm menjadi 66 cm menyebabkan
kehilangan 15 dB. Suatu keputusan yang disepakati adalah selang dengan
panjang sekitar 25 cm dan berdiameter 0,3 cm.
Earpiece
harus terpasang pas di telinga karena kebocoran udara mengurangi suara
yang terdengar. Semakin rendah frekuensi, semakin bermakna kebocoran
tersebut. Kebocoran juga menyebabkan suara bising di sekitar kita masuk
ke telinga. Earpiece biasanya dirancang untuk mengikuti arah saluran
telinga yang sedikit condong ke depan.
Stetoskop Elektronik
Stetoskop
elektronik memerlukan konversi gelombang suara akustik untuk
sinyal-sinyal listrik. Tidak seperti stetoskop akustik, yang semuanya
didasarkan pada metoda fisika. Stetoskop elektronik terdiri dari bagian
membran biasa disebut chest piece, selang/tubing, mik kondensor, dan
jack penghubung ke soundcard. Stetoskop biasa dipotong pada earpiece-nya
kemudian dipasang mik kondensor sebagai transducer untuk mengubah suara
menjadi getaran listrik. Selanjutnya dipasang jack yang sesuai dengan
soundcard.
Stetoskop Elektronik
Stetoskop
elektronik dapat digunakan dengan menggunakan teknologi melalui
bluetooth. Kalau dilihat dari modelnya memang terlihat sama dengan
stetoskop biasa. Dengan adanya bluetooth ini tentu akan memberikan
kemudahan bagi pemeriksa untuk dapat menganalisa tanpa dibatasi jarak
terlalu pendek dengan kliennya. Tidak hanya itu saja, stetoskop canggih
ini memiliki kemampuan untuk menolak suara berisik dari luar, selain itu
Anda juga dapat merekam dan mendokumentasikan irama detak jantung
klien.
Stetoskop Janin
Sebuah stetoskop janin atau fetoscope adalah stetoskop akustik berbentuk seperti terompet. Ia
ditempatkan pada perut wanita hamil untuk mendengarkan bunyi jantung
janin. Stetoskop janin juga dikenal sebagai Pinard’s stetoskop atau
pinard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar